Read more: http://ridhotawaka.blogspot.com/ http://ridhotawaka.blogspot.com/#ixzz4UGVIdzMv Under Creative Commons License: Attribution

Senin, 28 November 2016

Memuliakan Petani

Pada tulisan kali ini, penulis mencoba mengangkat petani sebagai pekerja yang paling mulia, memiliki derajat yang tinggi dan paling menguntungkan. Karena masih banyak orang yang asing tentang pertanian sehingga penulis ingin menyampaikan bahwa bertani itu merupakan suatu pekerjaan yang berkaitan dengan produksi hasil alam. Meskipun petani saat ini belum terlalu mementingkan aspek profesionalisme namun mereka sudah mulai menggunakan teknologi dan profesionalisme untuk peningkatan produksi. Dengan demikian, petani tidak lagi bekerja untuk makan yang dimulai dari mempersiapkan lahan, menanam, mengola, mengembangkan, panen untuk menghidupi keluarga. Tapi sudah mengalami peningkatan kearah yang lebih baik dimana aspek produktivitas dan pasar sudah menjadi pembahasan dan prioritas kerja. Hal tersebut berarti bahwa petani telah berinteraksi dengan banyak pekerja/profesi.
Hari ini petani telah memiliki korporasi, jaringan yang semakin luas, tim intelektual, perencana dan lain-lain. Petani juga tidak harus bekerja purna waktu di sawah/ladang atau kebun. Mereka bisa lebih santai dalam bekerja dengan produktivitas yang lebih besar berkat majunya teknologi pertanian. Hari ini petani juga sudah bisa menggunakan dasi pada pertemuan-pertemuan formal.
Bangsa Arab menyebut petani sebagai Fallahun yang dalam istilah lain, juga berarti kemenangan. Untuk menyebut profesi maka artinya adalah “petani” namun untuk seruan (seperti yang disebut ketika adzan) maka artinya adalah kemenangan.
Petani yang menanam itu sangat mulia karena mereka mampu merawat dengan baik, mereka merawat tumbuhan, memperlakukan alam dengan baik, menghidupi keluarga dan lain-lain. Juga hanya dengan menanam 1 biji bibit maka akan menghasilkan hingga ratusan biji. Karya petani hari ini sungguh sangat mulia karena ia merupakan sumber penghidupan bangsa.

0 komentar:

Posting Komentar