Penulis cenderung
santai dan berusaha merasa nyaman melihat kondisi kebunku yang menghijau
meskipun kebanyakan orang tidak tenang melihat lahan perkebunan mereka
menghijau karena rumput. Mereka menganggap hal itu sebagai parasit yang akan
merusak tanaman. Secara kasat mata tumbuhnya rumput memang akan menghambat
tanaman karena rerumputan tersebut juga mengambil nutrisi dari tanah. Namun demikian,
penulis punya beberapa alasan yang membantah prinsip mereka, sebagai berikut:
Pertama, biasanya petani memilih
menggunakan herbisida untuk membasmi rumput. Kebiasaan ini akan mempengaruhi
tingkat kesuburan tanah, sehingga mengganggu ekosistem tumbuhan. Petani yang
menggunakan herbisida sebetulnya memilih cara simpel namun tidak sehat karena
bukan hanya rumput yang mati tetapi seluruh ekosistem yang ada didalamnya akan
terkena efeknya dan akan mati perlahan-lahan.
Kedua, salah satu indikator kesuburan
tanah adalah rumput dan tanaman tumbuh dengan baik. Keadaan rumput terlihat
menghijau dan terbentuk eksositem hayati antara lain didalam tanah ada cacing
tanah yang mengurai adalah tanda suburnya tanah. Karena rumput menghambat
pertumbuhan tanaman sehingga hal tersebut harus ditaktisi. Caranya adalah
mencabut atau mencangkul rumput hingga bersih. Selanjutnya tumpukan rumput akan
mati dan menjadi pupuk yang bermanfaat untuk tanaman pertanian. Untuk musim
kemarau sejatinya diberikan perlakukan yang berbeda yaitu membiarkan rumput
tumbuh agar mengurangi efek retaknya tanah.
Ketiga, warna hijau alami dari
tumbuh-tumbuhan berupa rumput dan daun tanaman memberi efek sehat pada para
petani, terutaman kesehatan mata dan pernapasan.
Itulah beberapa
alasan penulis sedikit agak cuek dengan rumput yang tumbuh liar dikebun. Rumputnya
hanya dibersihkan dengan mencabut atau mencangkul. Tapi tidak bersih total. Seperti
ini gambar kebunku yang hijau dan sudah lebih dari 10 tahun bebas dari
herbisida dan pupuk kimia.
0 komentar:
Posting Komentar